Kamis, 31 Juli 2014

Pindah DPT (Daftar Pemilih Tetap) Pilpres 2014

Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden langsung pertama pada tahun 2004. Waktu itu, calonnya adalah Hamzah Haz-Agum Gumelar, Amien Rais-Siswono Yudohusodo, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Wiranto-Salahuddin Wahid dan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Pemilu berlangsung dua putaran, putaran kedua diikuti pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Presiden dan wakil Presiden terpilih periode 2004-2009 adalah Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

Pemilu presiden 2009 diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu  Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto. Pemilu ini berlangsung satu putaran dan presiden - wakil presiden periode 2009-2014 dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Dengan demikian, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden Indonesia selama 2 periode (2004-2014).

Pemilu presiden 2014 merupakan pilpres yang sangat sengit, seperti yang sudah saya tulis. Pilpres dilaksanakan tanggal 9 Juli 2014, di tengah-tengah Ramadhan. Saya belum lama pulang sebelum tanggal itu, sehingga saya agak malas untuk pulang kembali cuma untuk mencoblos. Saya memutuskan untuk pindah tempat memilih, atau pindah DPT (Daftar Pemilih Tetap). Info yang beredar, kita bisa langsung mengurus ke kelurahan tempat kita tinggal dengan membawa fotokopi KTP. Ada juga dengan cara meminta form A5 ke KPUD setempat.

Tanggal 28 Juni 2014, saya pergi ke kelurahan Caturtunggal yang lokasinya ada di belakang Yogyakarta Plaza Hotel. Petugas KPPS punya ruangan sendiri, ternyata untuk mengurus perpindahan DPT harus mengurus form A5 ke KPUD Sleman, yang lokasinya berada di kompleks PEMDA Sleman.

Pertama kali yang harus dilakukan di KPUD adalah mengisi formulir. Sediakan juga fotokopi KTP. Setelah itu, saya antri untuk memasukkan formulir dan KTP tersebut. Saya antri lagi untuk menunggu dipanggil saat form A5-nya jadi. Sumpah, ini antrinya lama banget. Itungannya jam. Ternyata animo para perantau untuk mencoblos tinggi juga.

Oh. Saya dipanggil. Petugas KPUD yang memberikan form A5 saya menjelaskan bahwa kelurahan tempat saya berdomisili (Caturtunggal) sudah penuh semua TPS-nya, sehingga saya harus mencoblos di kelurahan tetangga yaitu Condongcatur. Nah, untuk lokasi pastinya, saya harus ke kelurahannya langsung. Saya putuskan untuk ke kelurahan Condongcatur esok harinya.

Kantor Kelurahan Condongcatur berlokasi di dekat beringin timur jalan sebelum Terminal Condongcatur. Karena saya dari arah Jalan Gejayan, saya harus menyeberang ke kanan. Kantornya tidak begitu ramai, tapi ternyata ada juga yang mengurus perpindahan DPT seperti saya. Saat tiba giliran saya, saya duduk, ditanyai sedikit, dan akhirnya memilih lokasi TPS. TPS yang dipilihkan sebisa mungkin paling dekat dengan domisili. Pada akhirnya, saya mencoblos di TPS 77 Pringwulung.

Tampilan Form A5 yang harus saya bawa saat mencoblos

Tanggal 9 Juli 2014, saya berangkat sekitar pukul 09.00, karena saya belum tahu benar lokasi TPS 77 ini. Sebenarnya, saat di kelurahan Condongcatur bapak petugasnya sudah bilang soal Jembatan, tapi karena bayangan saya Pringwulung itu di Kampung Kuliner Pringwulung, akhirnya saya (ditemani Intan, teman kos saya) berkeliling di daerah Selokan Mataram itu. Setelah kesana kemari, ternyata TPS 77 itu lokasinya tepat di timur Jembatan Gajahwong, yaitu di sebuah balai pertemuan. Hadeuh, saya sudah lewat tempat ini sebelumnya -_- malah bablas.

TPS 77 sudah sepi, tinggal beberapa orang duduk-duduk di depan balai pertemuan, tapi petugas di dalam masih siaga. Saya menyerahkan form lalu masuk ke bilik suara. Saat itu saya masih bingung harus mencoblos siapa. Setelah berpikir sebentar, saya memutuskan untuk mencoblos nomor * (sensor). Masukkan surat suara yang sudah dilipat ke kotak suara, celupkan jari ke tinta pemilu. Selesai.

Oh iya, di TPS asli saya (TPS 4 Sidoharjo, Pacitan) Prabowo menang. Sementara itu di TPS saya mencoblos (TPS 77 Condongcatur, Sleman) Jokowi yang menang. Yah, siapapun presidennya nanti, semoga Indonesia jadi jauh lebih baik.

Jumat, 18 Juli 2014

Abu-abu

Merasa hidup berwarna-warni
Merasa hidup tidak sepi
Tapi tahukah kamu?
Warna-warni di hidupmu, saling menumpuk
Hitam bercampur putih
Merah bercampur hijau bercampur putih
Kuning bercampur ungu muda bercampur putih
Jingga bercampur biru bercampur putih
Pada akhirnya, mereka menjadi abu-abu
Satu warna saja di situ
Membosankan bukan?

Putih sering menyimbolkan kebenaran, kebaikan
Tetapi dengannya, bila kau salah mencampur warna
Semuanya hanya akan abu-abu
Gunakan dia dengan tepat
Sehingga tercipta warna-warna yang muda
Warna-warna yang lembut

Memang tidak semudah itu
Memang belajar itu perlu
Manusia membutuhkan nyala lampu
Untuk membedakan warna saat mencoba mencampurnya
Manusia menginginkan gelas takar
Untuk menentukan setiap ukurannya


Kamis, 17 Juli 2014

Menikmati Buka Puasa di Masjid Kampus UGM

Ramadhan ini saya menyempatkan diri untuk menikmati suasana Jogja di tahun terakhir saya kuliah (huhuhu). Rencana-rencana untuk menjadi laskar PPT (Para Pencari Takjil) bermunculan. Sebenarnya, setiap Ramadhan saya pasti sempat berada di Jogja, tapi dulu-dulu saya tidak menikmati karena kebelet pulang :)

Ngomong-ngomong, puasa di kosan jadi istimewa karena ada si IS yang juga ada di sini. Kami sedang berjuang melawan sweetie-sweetie yang menghujam ke ulu hati. Tahun terakhir coy, apalagi selain yang satu itu tuuuh ^^. Eniwei, karena ada temannya, saya jadi nggak kesepian dan nggak kebelet pulang. Cari buka bareng, masak sahur bareng, uwaw banget. Sempet juga dorong motor jam 3 pagi gara-gara Onda ban belakangnya bocor T^T.

Terus, bagaimana dengan rencana laskar PPT-nya? Tak mudah menjalankannya, karena beberapa pertimbangan.
1. Kita datang jam berapa?
2. Ikut kajian sebelum buka nggak?
3. Sampai sholat tarawih nggak?
4. Penuh banget nggak?
5. Dst, dsb.

Kemudian, tepat pada tanggal 15 Ramadhan 1435H alias tanggal 13 Juli 2014 saya dan IS
 benar-benar menjalankan misi pertama laskar PPT. Targetnya adalah Masjid Kampus UGM yang setiap tahunnya mengadakan Ramadhan Di Kampus (RDK) dan memberikan 1000 porsi buka gratis. Kami berangkat sekitar pukul 5 sore. Kajian buka puasanya belum selesai. Kami ikut duduk dan mendengarkan meskipun sedikit clueless dan hearless. Ada ibu-ibu yang baru datang juga dan duduk di sebelah saya. Tidak lama kemudian putranya datang, ngasih kupon ke ibunya. Tulisannya KUPON BUKA BERSAMA. Saya dan IS berpandangan. Oh, ternyata harus ngambil kupon?
"Dek, itu ambilnya di mana ya?"
"Di depan situ tadi."
Jadilah kami bangkit, mencari dimana kupon itu dibagikan. Memang, kami tadi masuk ke masjid lewat pintu sebelah utara (anggap saja begitu) dan ternyata kuponnya dibagikan di pintu masuk sebelah timur. Kupon dibagikan oleh akhi dan ukhti panitia. Tentu saja kami mengambil dari ukhtinya :). Setelah mendapat kupon, kami kembali duduk dan mendengarkan pengajian sampai selesai.

Pengajian selesai, para jamaah berbondong-bondong keluar dari masjid. Pasti mereka mau ambil buka ^^. Kami mengikuti langkah para jamaah itu. Panitia membagikan teh hangat dan nasi bungkus. Cukup berdesakan, tapi bisalah ditahan. Saya mengambil teh, IS mengambil nasi. Kami duduk di teras, menunggu adzan Maghrib. Orang-orang juga mengambil tempat masing-masing, ada yang di teras, bahkan di halaman masjid sambil menggelar tikar bagaikan piknik. IS berkali-kali bilang, "Wah, cool. Daebak". Memang pemandangan yang mengesankan sih.

Adzan Maghrib berkumandang. Kami menyeruput teh hangat. Alhamdulillah. Kami membuka bungkusan nasi. Lauk ayam, ada sayur brokolinya. Saya sempat ragu langsung makan atau sholat dulu, namun ternyata semua orang di sekitar kami langsung makan. Kami mengikuti. Setelah habis, semua mulai beranjak untuk sholat Maghrib berjamaah. Seperti biasa jamaah putri sholat di lantai 2. Kami sepakat untuk sekalian sholat tarawih di sana, jadi setelah sholat Maghrib kami tidak pergi dan menunggu waktu Isya.

Adzan Isya. Imamnya terlihat seperti syekh dari timur tengah. Sholatnya benar-benar berbeda dengan tarawih di deket kosan ataupun di mushola deket rumah ^^. Setelah pulang ke kos, dari salah satu facebook teman saya baru tahu kalau imamnya itu syekh dari Palestina. Sayang saya tidak sempat mengikuti pengajian setelah tarawihnya. Ceramahnya pakai penerjemah.

Tahun ini adalah tahun terakhir saya di Jogja, insyaAlloh setelah beberapa bulan lagi statusnya bukan lagi mahasiswa. Semoga dimudahkan ya :)

Bukan Angin

--repost dari facebook tanggal 17 Juni 2011--


Jika aku adalah anginmu,
yang menguatkanmu saat kau surut
yang mendorongmu hingga mencapai pantai
yang tak bisa terpisah dari gelombangmu

Dengan senang hati,
kulindungi kau dari kerasnya karang
kututupi kau dari sengatan mentari siang hari
kujaga kau dari tebing-tebing terjal

Tapi aku bukan anginmu
Bukan pula sekedar kapal layar yang mengarungimu
Bukan,
aku adalah pasir di pesisir
yang kadang kau sapa saat pasang
dan kau tinggalkan saat surut

Tentang kamu,
dan tentang arus yang mengejarmu
aku tidak mungkin tahu
dan tidak ingin tahu

Rabu, 16 Juli 2014

song story : Please Stop The Time

--repost tulisan di facebook tanggal 28 Juli 2012--


(tulisan bercetak miring adalah terjemahan bahasa Indonesia dari lagu Tohoshinki - Toki Wo Tomete)

Konstelasi musim panas seperti akan terbang
Sampai mereka bergulir turun diantara gedung, jauh dari pandangan
Hari-hari melewati kita
Dan kadang hal kecil membuatmu ingin menangis
Senja semakin turun. Langit bertambah gelap dan menggelap. Aku mendongak. Serombongan burung terbang melewatiku, membawa keriuhan sesaat dengan cericit mereka. Aku terus mendongak. Aku menahan airmata yang mulai berdesakan supaya tidak mengalir.
"Hei, kalau kau memang ingin menyapaku, kenapa kau tidak datang sendiri, malah menitipkannya melalui burung-burung itu? Dasar bodoh." kataku lirih.
Langit sudah benar-benar gelap. Aku melihat Vega, altair dan Deneb di langit utara. Musim panas. Saat kami biasa berjalan di downtown dan mencari toko es krim.

Toko yang ingin kau kunjungi suatu hari nanti
sudah tidak ada lagi
Tapi kita tetap percaya
"Cinta kita takkan pernah berakhir"


"Aku ingin mencari syal yang bagus untuk musim dingin nanti. Apa kau tahu tempat yang murah tapi kualitasnya bagus? Aku ingin yang rajutan."Aku memukul lengannya pelan. Murah tapi kualitasnya bagus? Di downtown seperti ini? Mana ada.
"Seharusnya ada! Pusat kota itu pusatnya segala hal tahu!" dia ngotot. Aku tertawa.
"Kenapa kamu selalu menertawakan aku sih? Heran. Aku sama sekali tidak melucu!" dia cemberut. Aku tertawa semakin keras.
"Dengarkan aku! Berhenti tertawa! Kamu selalu membuatku terlihat bodoh." wajahnya mengeruh. Aku berusaha menghentikan tawaku. Dia serius ternyata.
"Hei, pemarah. Coba jawab aku. Apa aku pernah tertawa seperti saat bersama orang lain? Apa kau pernah melihatku tertawa seperti ini saat tidak bersamamu?"
Dia terdiam. Tapi wajahnya yang tadi tegang mulai mengendur. Aku mengacak rambutnya dengan sayang. Dia adalah hal berharga yang kumiliki di dunia ini.

Buat waktu berhenti, aku ingin bersamamu selalu
Aku mendongak, berharap pada langit
dan mengikuti setiap bintang yang bersinar
Mencarimu


Bukit ini masih sama seperti waktu-waktu yang lalu. Ketika kami berkemah di sini. Aku tidak pernah menyangka akan kembali kemari sendiri. Tidak pernah. Bahkan dalam mimpi-mimpiku yang selalu sepi dan kosong, dia akan datang entah darimana dan menemaniku dalam sepi dan kosong. Hembusan angin kali ini lebih dingin dari saat-saat itu. Musim panas yang sama. Aku masih bisa melihat Vega, Altair dan Deneb. Aku mencium bau rumput liar yang terinjak langkah serampanganku. Pohon dogwood kesukaannya sedang berbunga, sepertinya pohon itu ingin menyambut kebaikan hatinya. Kasihan pohon itu, tidak tahu aku datang sendiri. Aku menatap segitiga musim panas di langit dan mencari rasi Lyra kesukaannya. Leherku pegal, tapi aku tidak berhasil menemukan rasi itu. Kenapa? Padahal aku selalu bisa melihat itu saat bersama dengannya.

Aku tidak bisa berkata bahwa aku mencintaimu
dan bergetar di pantai, cinta kita saat muda
Mata kita terhenti, terkunci satu sama lain
dan aku merasa aku akan kehilangan sesuatu jika aku buta


Mengapa kami diipertemukan bila akhirnya kami tidak bisa bersama-sama? Kenapa tidak ada yang memperingatkanku bahwa waktu bisa memberikan hal-hal yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehku? Debur ombak yang biasanya kami nikmati bersama dengan senyum lebar, sekarang hanya menjadi suara ribut yang memberikan cipratan-cipratan asin di wajahku. Tanpa dia, pantai ini tak berarti lagi untukku. Dia yang menyukai pantai ini. Dia akan berlari kesana kemari, bermain dengan pasir, kayu, kepiting, kelapa, apapun yang dia temukan, dan melompati ombak yang meraih kakinya. Aku selalu hanya duduk di atas pasir, tersenyum melihatnya bermain dengan gembira. Saat dia sadar kalau aku memperhatikannya, dia akan melambai sambil tertawa. Dia akan berlari ke arahku, tersandung pasir, berdiri, kembali berlari, sambil membawa rumput laut, potongan kayu, atau apalah yang sedang dia mainkan untuk disodorkan kepadaku. Bibirku yang mengerucut akan dia sambut dengan mata lebarnya yang berbinar-binar.

Janji yang kita tulis di atas pasir
mungkin telah terhapus oleh ombak yang surut
tapi saat itu kita percaya
"Cinta kita takkan pernah berakhir"


Dia menulis sesuatu dengan potongan kayu yang ditemukannya saat menyusuri pantai. Aku menyipitkan mata, berusaha melihat apa yang ditulisnya. Mataku berkaca saat berhasl membaca tulisannya. Dia memang manusia lembut yang tidak bisa ditebak pikirannya. Dia bebas seperti angin. Dan entah kenapa dia suka sekali berpusar di sekitarku. Membuatku terbiasa dengan kehadirannya, bahkan membutuhkannya.
"Ayo kita pulang." dia sudah berdiri di sampingku.
"Sudah bosan bermain?"
"Aku lapar."
Dia menarik-narik tanganku. Aku berdiri, membersihkan pasir di celanaku.
"Kau akan memasakkan spageti untukku seperti biasanya kan? Jangan masukkan bawang bombay terlalu banyak! Tenggorokanku akan panas!"
Dia menggandeng tanganku dan memaksaku berjalan. Aku menoleh pada tulisan yang dia buat di pasir tadi. Bagian bawahnya sudah terjilat ombak. Tapi aku masih bisa membacanya.

Buat waktu berhenti, aku ingin bersamamu selalu
Aku ingin lebih menjagamu
Ketika aku mengingat setiap hal tentangmu
Aku hanya percaya pada keabadian


"Kau beda sekali. Pasti teman-temanmu itu akan terkejut. Bagaimana, kau mengakui kemampuanku kan sekarang?""Tentu saja tukang dandan pandai mendandani."Dia mendelik. Aku tertawa.
"Kita berangkat sekarang saja. Kalau lama-lama nanti keringatmu yang seperti banjir itu keburu datang."
Seperti biasa, dia duduk di depan kemudi. Aku duduk dengan tenang di kursi penumpang. Latar belakang yang berbeda membuatku tidak punya kompetensi untuk berurusan dengan benda beroda empat ini. Berbeda dengannya yang sudah akrab dengan benda ini bahkan sejak umurnya belum menginjak 17 tahun.
Perjalanan yang penuh canda kami lalui. Manusia, entah apakah karena memang telah tertakdirkan, atau karena kekurangannya sendiri, terkadang harus mengalami hal buruk yang lebih buruk dari sekedar mimpi buruk.
Seorang bocah tiba-tiba berlari ke tengah jalan, mengejar bola merahnya yang menggelinding. Dia, yang hatinya lembut, yang bertindak semaunya seperti angin, membanting setirnya ke arah kiri untuk menghindari bocah itu, dan untuk disambut oleh sebuah pohon tua. Suara derakan keras membuatku sesaat kehilangan kesadaran.
"Bangunlah. Ayo bangun." suaranya masuk ke dalam gendang telingaku. Aku membuka mata. Detik berikutnya aku menyesal membuka mataku. Darah mengalir di sebagian besar wajahnya. Tapi aku masih bisa melihat senyumnya yang lembut.
"Bang, aku mencintaimu. Ikhlas ya." dia meringis, tampak menahan sakit.
"Kamu bicara apa?" aku tersadar seratus persen, lalu mencoba membuka pintu. Tidak, aku tidak luka, aku sehat.
"Tolong! Toloong!" aku berseru-seru di pinggir jalan. Sebuah mobil berhenti.
"Tolong istri saya! Tolong!" tanpa menunggu jawaban aku berlari ke mobil yang ringsek. Orang-orang di mobil itu mengikutiku dengan tergesa.
"Ayo kita ke rumah sakit. Bangun. ayo bangun!" aku menyentuh tangannya dan terpaku. Ini bukan tangannya yang biasa. Dia sudah pergi.
Aku terduduk dan merasakan aliran air di pipiku.
"Bang, aku mencintaimu. Ikhlas ya."

Buat waktu berhenti, aku ingin bersamamu selalu
Aku mendongak, berharap pada langit
dan mengikuti setiap bintang yang bersinar
Mencarimu

Buat waktu berhenti, aku ingin bersamamu selalu
Aku ingin lebih menjagamu
Ketika aku mengingat setiap hal tentangmu
Aku hanya percaya pada keabadian




Hari-hari yang berulang itu kuanggap sebagai kebahagiaan yang sewajarnya.
Hari-hari yang terus berulang meski terlihat seperti sesuatu yang sewajarnya tapi sebenarnya tidak begitu. "Keseharian" adalah suatu keajaiban yang berharga. Itu adalah saat-saat penuh kelembutan yang menghangatkan hatiku.
--Shiharu Nakamura--

Indonesian Cover Lyrics : SISTAR19 - Gone Not Around Any Longer

Indonesian Cover Lyrics adalah terjemahan lirik dalam bahasa Indonesia yang telah disesuaikan dengan lagu aslinya sehingga bisa dinyanyikan sesuai dengan musik dari lagu tersebut. 


Lirik Indonesia :

Aku tak tahu kita berpisah dengan mudah
Airmata mengalir tanpa henti

Sikat gigimu ada lalu hilang
Wangimu dulu ada lalu hilang
Ingin kukatakan kumencintaimu
Tapi nomormu tak bisa tersambung

Foto yang dulu ada lalu hilang
Helai rambut yang ada lalu hilang
Berjalan dengan pikiran yang kosong
Airmataku tumpah

*Aku tak bisa bernafas karna kamu hilang
Tak bisa tinggal karena kau tak ada
Mulai sekarat tapi kau tak disini lagi
tak ada tak ada tak ada

**Tak bisa lagi tersenyum karna kamu hilang
Tak suka terlihat menyedihkan karena
kau tidak ada disini
Tak ada lagi yang kuandalkan

Rap)
Mengapa aku lemah begini seperti orang bodoh setiap hari
Bagai bunga yang menggelap, tanpamu, aku berkata
Ini sakit, menyakitkan dan sedih, sendiri dan sepi
Menangis dan jatuh tertidur

Aku benci ketika aku mabuk dan tersandung
Tak bisa bertengkar denganmu meski kuingin
Karna kamu hilang, karna kamu hilang
Tak ada lagi temanku bicara

*Aku tak bisa bernafas karna kamu hilang
Tak bisa tinggal karena kau tak ada
Mulai sekarat tapi kau tak disini lagi
tak ada tak ada tak ada

**Tak bisa lagi tersenyum karna kamu hilang
Tak suka terlihat menyedihkan karena
kau tidak ada disini
Tak ada lagi yang kuandalkan

Aku sakit Aku sakit Karna kau tak ada




Senin, 14 Juli 2014

Indonesian Cover Lyrics : TVXQ (Tohoshinki) - I Know

Indonesian Cover Lyrics adalah terjemahan lirik dalam bahasa Indonesia yang telah disesuaikan dengan lagu aslinya sehingga bisa dinyanyikan sesuai dengan musik dari lagu tersebut. 


Lirik Indonesia :

*Seberapa dalam dan lama diriku telah mencintaimu?
Meski telah kulepaskan jari-jarimu
katakan kita 'kan bertemu lagi

Mencintaimu...

Kemarin dan hari sebelumnya, tiap malam (slalu)
Aku memikirkanmu, betapa bodoh aku
Kau ada di dekatku atau jauh disana
Hatiku selalu bersamamu

Kata-kata yang ada di hatimu, katakan semuanya padaku
Setiap orang miliki tempatnya
Aku sudah lama tahu

*Seberapa dalam dan lama diriku telah mencintaimu?
Meski telah kulepaskan jari-jarimu
katakan kita 'kan bertemu lagi

Saat merasa bahagia atau sedih (slalu)
Aku memikirkanmu, ini tidak benar
Waktu berlalu tanpa terhentikan
aku sudah lama tahu

Aku jatuh cinta sangat dalam meski
takkan ada harapan
Kesepian selalu datang saat aku menahanmu
di sampingku erat-erat

Aromamu yang wangi, bayang-bayang sosokmu
Mengisi setiap kekosongan diriku
Sekali saja dalam hidup
Ingin kurasakan cintamu

*Seberapa dalam dan lama diriku telah mencintaimu?
Meski telah kulepaskan jari-jarimu
katakan kita 'kan bertemu lagi

** Tak peduli seberapa besar aku ingin mencintaimu
Orang yang bisa membuatmu bahagia bukan aku,
aku benar-benar tahu

Dan aku hanya mencintaimu...


Original Lyrics and Translation



Sabtu, 05 Juli 2014

I Like Covering K-pop Songs' Lyrics

Sejak kapan saya mengenal K-pop? Sejak SMA. Saat Queen Seondeok, Boys Before Flower diputar di Indosiar, dan juga re-run Full House. Lebih tepatnya, mungkin sekitar tahun 2009. Artis K-pop yang pertama kali saya suka adalah Rain, karena adanya Full House itu. Jaman itu, internet tidak seumum sekarang, saya salah satu yang beruntung karena bapak saya memasang jaringan internet sendiri di rumah. Makanya saya mulai mendownload Full House sendiri, juga mencari lagu-lagu yang sekiranya menarik.

Sebagai seorang yang mudah bosan, ketika Brilliant Legacy diputar di TV, saya juga suka sama Lee Seunggi. Rain mulai terlupakan. Saya masih punya beberapa lagunya, macam Unfinished Story dan Let's Break Up. Tapi saat-saat itu saya cuma menjadi fans occasional saja, tidak serajin saat mulai kuliah. Puncak kesukaan saya pada K-pop adalah saat TVXQ comeback dengan Why (Keep Your Head Down). Saya sempurna menjelma menjadi fangirl. Apalagi saat itu saya mengenal beberapa teman kuliah yang juga suka K-pop, meskipun bukan TVXQ. Dia ELF, Super Junior mania, tapi juga tahu K-pop jauh lebih banyak daripada saya. Kenal SNSD saja juga dari dia. Lucu juga, soal SNSD dan Super Junior, dulu saya sempat berpikir, "Banyak banget, gimana ngapalinnya nih?" :D

Kenapa saya sekarang suka membuat cover lirik berbahasa Indonesia dari lagu-lagu yang saya sukai? Awalnya, sebuah facebook page yang mendukung TVXQ 2 member (yang kebetulan saya kenal adminnya secara maya) membuat TVXQ 6th Album Project dengan menerjemahkan terjemahan lirik bahasa Inggrisnya ke bahasa masing-masing anggota page. Saya kebetulan menerjemahkan jadi bahasa Indonesia. Tapi saat itu saya hanya membuat terjemahan biasa, bukan cover lirik. Entah kenapa, saya jadi ingin membuat lirik bahasa Indonesia yang bisa dinyanyikan sesuai lirik bahasa Koreanya. Oleh karena itu, cover lirik pertama yang saya buat adalah TVXQ - Catch Me.

Sebagian besar lirik yang saya cover adalah dari lagu-lagunya TVXQ. Wajar sekali, karena saya memang melakukannya sebagai hobi, refreshing. Terjemahan bahasa Inggrisnya biasa saya dapatkan dari kpoplyrics.net dan popgasa.com, atau juga situs-situs lainnya kalau di dua situs itu tidak ada. Lagu non-TVXQ pertama yang saya buat cover liriknya adalah Hyorin - I Choose To Love You. Itu atas permintaan teman saya yang SISTAR mania. Agak-agak aneh karena saya tidak familiar dengan lagunya. Maklumlah ya :)

Cover lirik biasanya saya buat setelah membuat terjemahan bebasnya, atau kadang langsung dari bahasa Inggrisnya. Saya membuat cover untuk setiap baris, untuk mengetahui pemenggalan yang pas. Saya membuat cover sambil mendengarkan lagunya, untuk mengepaskan lirik Indonesia yang saya buat dengan lirik aslinya. Lamanya tergantung susahnya lagu dan keinginan saya :) Bagian rap yang umumnya sulit untuk dicover.

Saya akan mempost cover lirik yang sudah saya buat. Sebagian sudah ada di facebook saya. Yah, supaya blog ini ada isinya :D