puisi dari buku lama, 2 September 2007 :
Jalan Kembali
Penat terlanjur lelah
Tapak kaki tak lagi tegak
Mataku mengabut kelabu
Bersama mulut yang telah bisu
Bimbang aku meraba
Dengan jari yang mulai kaku
Dingin menyergap tubuhku
Menggigil, tanpa api atau kaca
Tuhanku,
Lorong ini begitu jauh
Bahkan bintang tak tersentuh
Malah jutaan kilas masa lalu
Membayangi tatih-tatihku
Aku tidak ingin berkeluh
Biar waktu menempa
Biar Engkau berikan cahaya
Aku yakin cinta-Mu
Jadi kucoba teguh
Berjalan pelan
Mencoba menahan airmata
Jalan untuk kembali...
Terlalu dini aku berhenti
Selasa, 01 April 2014
Kenapa Yang Lain?
puisi dari buku lama, tanpa tanggal :
Kenapa Yang Lain?
Kenapa rindukan senyum yang lain
Lengkung cakrawala yang merekah
Di pelukan langit pagi
Begitu indah Dia ciptakan
Kenapa bayangkan wajah yang lain
Hijau gunung dan langit membiru
Segarkan jiwa yang gersang
Begitu cantik Dia lukiskan
Kenapa mengeluh pada yang lain
Menangislah di atas sajadah
Rahasia tetap terjaga
Ketenangan meresapi hati
Kenapa harapkan yang lain
Hanya Dia yang mengerti
Hanya Dia yang tak meninggalkan
Hanya Dia yang bisa memberikan ampunan
Kenapa memikirkan yang lain
Sementara Dia memberimu segalanya
Kenapa mencintai yang lain
Padahal kita tercipta
Untuk pasrah dan menghamba pada-Nya
Kenapa Yang Lain?
Kenapa rindukan senyum yang lain
Lengkung cakrawala yang merekah
Di pelukan langit pagi
Begitu indah Dia ciptakan
Kenapa bayangkan wajah yang lain
Hijau gunung dan langit membiru
Segarkan jiwa yang gersang
Begitu cantik Dia lukiskan
Kenapa mengeluh pada yang lain
Menangislah di atas sajadah
Rahasia tetap terjaga
Ketenangan meresapi hati
Kenapa harapkan yang lain
Hanya Dia yang mengerti
Hanya Dia yang tak meninggalkan
Hanya Dia yang bisa memberikan ampunan
Kenapa memikirkan yang lain
Sementara Dia memberimu segalanya
Kenapa mencintai yang lain
Padahal kita tercipta
Untuk pasrah dan menghamba pada-Nya
Langganan:
Postingan (Atom)